Percepat Peremajaan Karet ini Strategi Kementan

JawaPos.com â€" Kementerian Perikanan (Kementan) mengungkapkan, luas perkebunan karet di Indonesia pada 2020 sekitar 3.681.124 hektar (ha), dengan komposisi tanaman menghasilkan 2,832 juta ha, tanaman belum menghasilkan 679.510 ha, dan tanaman tua atau rusak 168.809 ha. Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Heru Tri Widarto mengungkapkan, Kementan memiliki sejumlah strategi percepatan peremajaan tanaman karet.

Salah satunya dengan inventarisasi lahan perkebunan karet rakyat dan pembangunan nursery benih karet. Selain itu, menerapkan pola diversifikasi tanaman karet dengan tanaman lainnya, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani karet, serta pembiayaan dengan APBN, APBD, KUR dan sumber dana lainnya.

Heru menjelaskan, pola tanam diversifikasi merupakan diversifikasi fungsional antara dua komoditas atau lebih yang diusahakan oleh pekebun dalam pemanfaatan zat-zat makanan. â€œSehingga antara komoditas tidak berkompetisi, melainkan saling subtitusi dalam memenuhi kebutuhan hara atau nutrisi sehingga terbentuk rantai ekosistem pemanfaatan zat-zat makanan secara tertutup,â€ ujarnya dalam keterangan resminya yang diterima oleh JawaPos.com, Senin (27/9).

Heru mencontohkan, realisasi pola tanam karet jagung sebagai bentuk pola tanam diversifikasi diterapkan pada 2018 lalu di Kabupaten Batanghari, Sarolangun, Musi Rawas, Banyuasin masing-masing 100 ha dan Tanah Bumbu 200 ha. Selain itu, pada 2021 di Kabupaten Merangin, Balangan dan Kepulauan Meranti masing-masing 100 ha.

Selanjutnya, realisasi KUR karet tahun 2020 sebesar Rp 2,404 triliun untuk 92.604 debitur. Sedang sampai September 2021 sebesar Rp 2,679 triliun dengan debitur 93.252 orang.

Sementara, Kepala Pusat Penelitian Karet Indonesia (PT RPN) Edi Supriyanto menyatakan, dengan target peremajaan 60.000-100.00 ha per tahun maka kebutuhan bibit karet 33-55 juta batang atau tahun. Keberhasilan peremajaan ditentukan oleh penyiapan bibit karet unggul bersertifikat oleh penyedia benih yang kompeten.