Dalam Tiga Tahun Terakhir Kebutuhan Uang Rupiah di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan Meningkat

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Selama kurun waktu tahun 2018 sampai dengan 2020, wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal yang meliputi tujuh Kabupaten/Kota se-eks Karesidenan Pekalongan, mencatat bahwa kebutuhan uang rupiah di masyarakat selalu mengalami peningkatan. 


Data menunjukkan, bahwa realisasi pemenuhan kebutuhan uang yang diedarkan oleh KPw BI Tegal selama tiga tahun sejak 2018 sampai 2020, berturut-turut mencapai Rp 12,53 triliun, Rp 14,89 triliun, dan Rp 17,74 triliun.


Untuk menjaga terpenuhinya kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah dan pecahan yang sesuai, serta dalam kondisi yang layak edar terutama menjelang Hari Raya Natal tahun 2021 dan tahun baru 2022, KPw BI Tegal melaksanakan Rapat Koordinasi Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) dengan perbankan di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan. 


Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal, M Taufik Amrozy mengatakan, ia berharap perbankan dapat menyampaikan EKU sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perekonomian yang ada. 


KPw BI Tegal mempersiapkan uang tunai sejumlah Rp 4,41 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tersebut (menjelang Hari Raya Natal tahun 2021 dan tahun baru 2022). 


"Mobilitas masyarakat meningkat sejalan dengan pelonggaran kebijakan progam pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), seiring respons penanganan Covid-19 yang membaik. Hal ini diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang juga membaik secara regional," jelas Taufik, pada Tribunjateng.com, Minggu (31/10/2021). 


Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, lanjutnya, wilayah Jawa Tengah juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,66 persen (yoy) pada Triwulan II 2021, setelah sebelumnya mengalami kontraksi selama empat kuartal terakhir. 


Di sela-sela rapat koordinasi EKU,  KPw BI Tegal juga menyelipkan kegiatan Training of Trainer (TOT) Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah kepada teller perbankan di wilayah kerja KPw BI Tegal dengan jumlah peserta 50 orang. 


"Hal tersebut dipandang perlu mengingat perbankan merupakan mitra strategis Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas dibidang pengelolaan uang rupiah, termasuk didalamnya edukasi terkait rupiah kepada masyarakat," ujarnya.

Belum ada Komentar untuk "Dalam Tiga Tahun Terakhir Kebutuhan Uang Rupiah di Wilayah Eks Karesidenan Pekalongan Meningkat"

Posting Komentar