Dinkes Sebut Varian Delta Picu Lonjakan Kematian di Jateng

Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng) mengungkapkan sejumlah faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus kematian warga terinfeksi virus corona (Covid-19) di Jateng dalam sebulan terakhir. Jateng bahkan menjadi provinsi dengan jumlah kematian tertinggi di Indonesia sepanjang Juli 2021.
Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo menyebut berdasarkan analisis data kematian, tercatat bahwa mayoritas warga yang meninggal merupakan warga pra lansia dan lansia, serta mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Namun, akhir-akhir ini mutasi virus SARS-CoV-2 varian delta B1617.2 juga menjadi kontributor besar.
"Prevalensi kematian Covid-19 di Jateng masih terus ditekan. Adapun profil kematian covid di Jateng itu 90 persen umur 40 tahun ke atas. Kemudian, 82 persen komorbid, dan mayoritas varian delta," kata Yulianto melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).
Yulianto menyebut varian delta punya dampak besar pada tingkat kematian di Jateng karena memiliki tingkat penularan yang masif dan agresif. Delta juga bisa memperparah gejala dan berpotensi besar menyebabkan kematian pada warga terpapar Covid-19.
Data terakhir Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan per 31 Juli, varian delta di Jateng sudah teridentifikasi 172 kasus. Temuan itu menjadikan Jateng sebagai provinsi urutan nomor tiga tertinggi, setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Ya, betul [varian delta berpengaruh besar terhadap kematian covid-19 di Jateng]," kata dia.
Merespons kematian Covid-19 yang tinggi, Pemprov Jateng, lanjut Yulianto telah menetapkan sejumlah strategi anyar yang diharapkan dapat maksimal menekan kematian di Jateng.
Pertama, pihaknya bakal menggenjot program vaksinasi Covid-19 dengan sasaran warga berusia 40 tahun ke atas seperti yang dilakukan di Sentra Vaksinasi Gradhika (SVG). Kemudian warga yang memiliki komorbid terutama hipertensi dan diabetes mellitus, serta ibu hamil yang berisiko tinggi.
"Diharap vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota, TNI/Polri dapat mengutamakan atau mendahulukan pra lansia dan lansia," jelas Yulianto.
Selanjutnya strategi kedua, Pemprov Jateng menurutnya terus berupaya menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit maupun isolasi terpusat. Upaya itu dilakukan untuk menghindari penuhnya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19, yang bisa berakibat pasien meninggal dunia.
Yulianto mengatakan, saat ini Jateng sudah rampung membangun Rumah Sakit Darurat Covid-19 Asrama Haji Donohudan (RSDC AHD) di Ngemplak, Boyolali. RS itu bakal dimaksimalkan untuk merawat pasien Covid-19 bergejala sedang maupun berat.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sebelumnya mencatat 10 provinsi dengan penambahan kasus kematian pasien positif virus corona tertinggi sepanjang Juli 2021. Total kasus kematian sepanjang Juli mencapai 35.274 orang.
Berdasarkan data tersebut Jateng menempati urutan pertama, provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo itu melaporkan 8.535 orang meninggal akibat Covid-19 sepanjang Juli. Selanjutnya Jawa Timur dengan 7.730 kasus kematian. Kemudian berturut-turut ada Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, Bali, Kepulauan Riau, dan Sumatera Selatan.
(khr/ain)[Gambas:Video CNN]
Belum ada Komentar untuk "Dinkes Sebut Varian Delta Picu Lonjakan Kematian di Jateng"
Posting Komentar